Jumat, 08 Juni 2012

El Nino Dan La Nina

^El Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator. Datang 2 tahun atau 7 tahun sekali. Curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan berkurang.
^ La Nina adalah fenomena mendinginnya suhu muka laut di pasifik Ekuator. Menyebabkan turunya hujan di daerah tersebut lebih banyak.



Kondisi Normal
Peristiwa El Nino
Peristiwa La Nina
Dalam keadaan normal angin berhembus dari timur melintasi samudra pasifik. Ini menyebabkan air hangat dari pasifik tengah terdorong ke barat. Air hangat ini berkumpul disepanjang garis pantai Australia sebelah Utara, lalu mengalir ke perairan Indonesia, terbetnuklah awan diatas air hangat, Awan ini membawa tujuan apabila bergerak diatas Australia dan Indonesia.
Suhu di Samudra Pasifik menjadi hangat, tetapi tidak di Australia Utara dan Indonesia, Jika hal ini terjadi angin pasat akan melemah dan arahnya berbalik. Udara tropis yang lembap tidak berpsuat di Benua Australia. Udara lembap beralih berpusat di Samudra Pasifik hal ini menyebabkan turunya hujan di Samudra Pasifik dan hijrah di belahan Australia dan Indonesia menjadi berkurang. Akibatnya timbul kekeringan
terjadi ketika angin pasat berhembus dengan keras dan terus menerus melintasi daerah yang
dilewati. Angin tersebut mendorong lebih banyak air hangat dibandingkan biasanya . akibatnya semakin banyaklah awan
yang terkonsentrasi, sehingga menyebabkan turunya hujan di daerah tersebut lebih banyak. Di daerah tersebut terjadi
hujan deras yang mengakibatkan banjir dan air pasang.

Suku Muyu


Pekerja Keras Yang Mulai Terasing

Pada jaman sekarang perempuan suku muyu menjual buah pinang , kangkung hingga buah pepaya yang akan dijual di pasar Mopah Merauke . Kebanyakan yang berjualan adalah perempuan suku muyu . Tidak seperti perempuan biasanya , perempuan suku Muyu kulitnya agak sedikit putih , berambut keriting yang dianyam rapi , di ujung kakinya terdapat Noken (tas bawaan tradisional warga Papua) . Jaman sekarang mereka tinggal di Kelapa Lima . Kompleks perumahan warga asli yang kebanyakan dihuni oleh suku Muyu . Mereka sudah berada disana semenjak berpuluh-puluh tahun . Asalnya dari Boven Digoel , mereka pindah ke Merauke untuk mencari keberuntungan .
Merauke adalah milik suku Malind Anim . Setelah berpuluh-puluh tahun, Suku Muyu menetap dan mempunyai keturunan . Istilah Muyu diperkirakan ada bersamaan dengan masuknya Missi Katholik yang di bawa oleh pastor Petrus Hoeboer yang berkebangsaan Belanda, pada tahun 1933 di kampung Ninati , daerah Muyu bagian utara di Kabupaten Boven Digoel . Orang Muyu juga menyebut dirinya sendiri dengan istilah Kati yang artinya “manusia yang sesungguhnya” .
Jaman dulu , suku Muyu tinggal di daerah sekitar sungai Muyu yang terletak di sebelah Timur laut Merauke . Tersebar di beberapa desa , bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Muyu . Untuk orang Muyu , keluarga merupakan unit sosial dan ekonomi yang paling penting . Keluarga inti terdiri dari seorang laki-laki dengan satu atau beberapa istri beserta anak . Berbagai bentuk kehidupan orang Muyu menunjukkan peran penting keluarga inti , terutama soal rumah dan penguasaan tanah juga harta . Mereka tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu dan daun nibung . Sehari-harinya orang Muyu hidup dengan berburu, memelihara babi dan berkebun . Suku Muyu percaya adanya kekuatan mistis paling tinggi yang menciptakan hewan , tanaman , dan sungai-sungai . Mereka juga percaya bahwa arwah orang mati masih mengadakan kontak dengan orang yang masih hidup .

Kalau dibandingkan dengan suku-suku lain di Papua , suku Muyu memiliki ciri yang sedikit berbeda . Misalnya :
  • Suku Asmat rumah panggungnya sangat tinggi antara 4 hingga 6 meter , sedangkan Suku Muyu hanya 2 meter .
  • Suku Muyu sering berperang .
  • Mereka juga kerap individualistis .
  • Hidup dalam kelompok-kelompok kecil .
  • Orang Muyu memelihara babi dan berkebun sendiri-sendiri .
  • Dalam kasus poligami, tiap istri memiliki gubuk, babi, dan kebun sendiri .
  • Pengetahuan-pengetahuan spiritual diturunkan hanya dari ayah ke anaknya.
  • Tidak ada pemimpin untuk kelompok besar .

Suku Muyu memiliki alat bayar yang namanya Ot . Sering digunakan sebagai mas kawin dan barang tukar dalam upacara pesta babi . Pesta babi digelar untuk mencari Ot sebagai hadiah imbalan dari tamu-tamu yang datang . Barang-barang hasil bumi maupun kapak dan panah diperjual belikan dengan Ot . Sistem ekonomi ini cukup maju yang akhirnya memotivasi tindakan mereka . Saat ini suku Muyu telah berkembang dengan pesat . Jumlah penduduknya ribuan orang . Sistem barter dalam suku Muyu adalah hal yang unik yang baik bahkan dijaman sekarang . Dengan bertukar barang , dua orang individu bertukar rasa percaya , dan menjalin relasi yang lebih dari sekedar “penjual-pembeli” . Relasi sebagai teman inilah yang sering menjadikan mereka begitu erat satu sama lain .

Dalam suku bangsa Muyu atau Kati terdapat sejumlah sub suku dengan wilayahnya masing-masing . Jumlahnya ada delapan , antara lain :
  • Sub suku Kamindip di bagian selatan . Mereka menempati kampung Sesnuk , Anggamburan dan Umap .
  • Sub suku Okpari yang menempati ibukota distrik Mindiptana , kampung Wanggatkibi di bagian Utara , kampung Imko dibagian Timur dan kampung Amuan di bagian tengah Timur laut .
  • Sub suku Kakaib di bagian Timur dari distrik Mindiptana . Mereka mendiami kampung Kombut , Mokbiran , dan sebagian kampung Kawangtet .
  • Sub suku Are dan Kasaut di bagian Utara , berbatasan langsung dengan suku Ngalum dan wilayah distrik Waropko . Mereka menghuni kampung Simpang , sebagian wilayah ibukota distrik Waropko, serta sebagian kampong Tembutka .
  • Sub suku Kasaut, lebih banyak menempati bagian utara di kampung Upkin dan Ikhcan .
  • Sub suku Jonggom yang mendiami bagian Timur Laut di kampung Ninati , Yetetkun dan sebagian kampung Tembutka .
  • Sub suku Ninggrum , tetangga dari sub suku Jonggom , juga menguasai bagian Timur Laut di kampung Ninggrum . Sub suku ini merupakan yang terbesar hingga menempati beberapa kawasan di wilayah PNG .
  • Sub suku Kawibtet , mereka tinggal di tengah-tengah Okpari , Are , Jonggom , dan Kakaib .
  • Sub Suku Kawiptet , mereka menguasai kampung Kanggewot , Upyetetko dan sebagian dari Kawangtet . Beberapa kampung di wilayah Boven Digoel , sering disebut dengan nama kampung lama , orang Muyu sangatlah kurang . Mereka telah hijrah di Negara tetangga PNG.

Pengungsian itu disebabkan perang antara TNI dan OPM pada tahun 1984 silam di daerah Muyu . Orang Muyu sekarang sudah berubah . Mereka tidak lagi seperti dulu yang biasa dengan “perang” . Mereka kini berperang dengan keberadaannya .