Pekerja Keras Yang Mulai Terasing
Pada jaman
sekarang perempuan suku muyu menjual buah pinang ,
kangkung hingga buah pepaya yang akan dijual di pasar Mopah Merauke .
Kebanyakan yang berjualan adalah perempuan suku muyu . Tidak seperti perempuan biasanya , perempuan suku Muyu kulitnya agak sedikit putih , berambut keriting
yang dianyam rapi , di ujung kakinya terdapat
Noken (tas bawaan tradisional warga Papua) . Jaman sekarang mereka tinggal di Kelapa Lima . Kompleks perumahan warga asli yang kebanyakan dihuni oleh suku Muyu . Mereka sudah berada disana semenjak berpuluh-puluh tahun .
Asalnya dari Boven Digoel , mereka pindah ke Merauke untuk mencari
keberuntungan .
Merauke adalah milik suku Malind
Anim . Setelah berpuluh-puluh tahun, Suku Muyu menetap
dan mempunyai
keturunan . Istilah Muyu diperkirakan ada bersamaan dengan masuknya Missi Katholik yang
di bawa oleh pastor Petrus Hoeboer yang berkebangsaan Belanda, pada tahun 1933 di kampung Ninati , daerah Muyu bagian utara di Kabupaten Boven
Digoel . Orang Muyu juga menyebut dirinya sendiri
dengan istilah Kati yang artinya “manusia yang sesungguhnya” .
Jaman dulu ,
suku Muyu tinggal di daerah sekitar
sungai Muyu yang terletak di sebelah Timur laut Merauke . Tersebar
di beberapa desa , bahasa yang mereka gunakan
adalah bahasa Muyu . Untuk orang Muyu , keluarga merupakan unit sosial dan ekonomi
yang paling penting . Keluarga inti terdiri dari
seorang laki-laki dengan satu atau beberapa istri beserta anak . Berbagai bentuk kehidupan orang Muyu menunjukkan peran penting keluarga inti , terutama soal rumah dan penguasaan tanah juga harta . Mereka tinggal di rumah panggung
yang terbuat dari kayu dan daun nibung . Sehari-harinya orang Muyu hidup dengan berburu, memelihara babi dan berkebun . Suku Muyu percaya adanya kekuatan mistis paling tinggi yang menciptakan hewan , tanaman , dan sungai-sungai . Mereka juga percaya bahwa arwah orang mati masih mengadakan kontak
dengan orang yang masih hidup .
Kalau dibandingkan dengan suku-suku lain di Papua , suku Muyu
memiliki ciri yang sedikit berbeda . Misalnya :
- Suku
Asmat rumah panggungnya sangat tinggi antara 4
hingga 6 meter ,
sedangkan Suku Muyu hanya 2 meter .
- Suku
Muyu sering berperang .
- Mereka
juga kerap individualistis .
- Hidup dalam kelompok-kelompok kecil .
- Orang
Muyu memelihara babi dan berkebun sendiri-sendiri .
- Dalam
kasus poligami, tiap istri memiliki gubuk, babi, dan kebun sendiri .
- Pengetahuan-pengetahuan
spiritual diturunkan hanya dari ayah ke anaknya.
- Tidak
ada pemimpin
untuk kelompok besar .
Suku Muyu memiliki alat bayar yang namanya Ot . Sering
digunakan sebagai mas kawin dan barang tukar dalam upacara pesta babi . Pesta babi digelar untuk mencari Ot sebagai hadiah imbalan
dari tamu-tamu yang
datang . Barang-barang hasil bumi maupun kapak dan panah diperjual belikan dengan Ot . Sistem ekonomi ini cukup maju yang akhirnya memotivasi tindakan mereka . Saat ini suku Muyu telah berkembang dengan
pesat . Jumlah penduduknya ribuan orang . Sistem barter dalam suku Muyu adalah hal yang unik yang baik bahkan dijaman sekarang . Dengan bertukar barang , dua orang individu bertukar rasa percaya , dan menjalin relasi
yang lebih dari sekedar “penjual-pembeli” . Relasi sebagai teman inilah yang sering
menjadikan mereka begitu erat satu sama lain .
Dalam suku bangsa Muyu atau Kati
terdapat sejumlah sub suku dengan wilayahnya masing-masing . Jumlahnya ada delapan , antara lain :
- Sub
suku Kamindip di bagian selatan . Mereka menempati kampung Sesnuk , Anggamburan dan Umap .
- Sub suku
Okpari yang menempati
ibukota distrik Mindiptana ,
kampung Wanggatkibi di bagian Utara , kampung Imko dibagian Timur dan kampung
Amuan di bagian tengah Timur laut .
- Sub suku
Kakaib di
bagian Timur dari distrik Mindiptana . Mereka mendiami kampung Kombut , Mokbiran , dan sebagian kampung Kawangtet .
- Sub suku
Are dan Kasaut di bagian Utara , berbatasan langsung dengan suku Ngalum
dan wilayah distrik Waropko . Mereka menghuni kampung Simpang , sebagian wilayah ibukota distrik
Waropko, serta sebagian kampong Tembutka .
- Sub suku
Kasaut, lebih banyak menempati bagian utara di kampung Upkin dan Ikhcan .
- Sub suku
Jonggom yang mendiami bagian Timur Laut di kampung Ninati , Yetetkun dan sebagian kampung Tembutka .
- Sub suku
Ninggrum ,
tetangga dari sub suku Jonggom , juga menguasai bagian Timur Laut di
kampung Ninggrum .
Sub suku ini merupakan yang
terbesar hingga menempati beberapa kawasan di wilayah PNG .
- Sub suku
Kawibtet ,
mereka tinggal di tengah-tengah Okpari , Are , Jonggom , dan Kakaib .
- Sub Suku
Kawiptet , mereka menguasai kampung Kanggewot , Upyetetko dan sebagian dari Kawangtet . Beberapa kampung di wilayah Boven
Digoel ,
sering disebut dengan nama kampung lama , orang Muyu sangatlah kurang . Mereka telah hijrah di Negara tetangga
PNG.
Pengungsian itu disebabkan perang antara TNI dan OPM pada tahun 1984
silam di daerah Muyu . Orang Muyu sekarang sudah berubah . Mereka tidak lagi seperti dulu yang biasa dengan “perang” . Mereka kini berperang dengan keberadaannya .